MujahadahWahai muslimah, dirimu ibarat kuntum penyeri. Sang suria pagi. Kudupnya mekar meniti hari. Mewangi bak haruman syurgawi. Usah biarkan wajahmu dipalit luka, lantaran iman tatkala leka. Taqwamu menjadi benteng diri. Angkatlah martabatmu ke puncak tertinggi. Faqir Ilallah
Lifelong Learning1986 – Kini Pendidikan Mak Abah 1991 – 1992 1993 – 1998 SK Batu Rakit 1999 – 2001 SMKA Batu Rakit 2002 – 2003 SMT Wakaf Tembusu 2004 – 2005 Kolej Matrikulasi Pahang 2005 – 2009 Uni Tun Hussein Onn Malaysia Ad-DinFavourite Blog List
Talk & SpeakAl-HiwarPelawat Pelayar |
Asma ul-HusnaDemi MasaHari IniKalendarHabib AlbiNikmat AllahSahabatUkhwahSahabat Iqra'Islam InsideKnowledge SeekerFollowersFacebook BadgeLabels
|
Keras Hati Membinasakan Diri | 4:28 PM |
Filed under:
Tazkirah Diri
|
Hati adalah tempat pertimbangan, tumbuhnya cinta dan benci, keimanan dan kekufuran, taubat dan keras kepala, ketenangan dan kegundahan. Hati juga sumber kebahagiaan, jika kita mampu membersihkannya, namun sebaliknya merupakan sumber bencana jika menodainya. Perbuatan kita menentukan lurus bengkoknya hati. Abu Hurairah r.a berkata, "Hati adalah raja, sedangkan anggota badan adalah tentera. Jika raja itu bagus, maka akan bagus pula tenteranya. Jika raja itu buruk, maka akan buruk pula tenteranya."
Hati yang keras memiliki tanda-tanda yang boleh dikenali. Antaranya seperti berikut:
1. Malas Melakukan Amal Kebaikan
Malas untuk menjalankan ibadah, bahkan meremehkannya, menunaikan solat tanpa ada kekhusyukan dan kesungguhan, merasa berat dan enggan, merasa berat pula untuk menjalankan ibadah-ibadah sunat. FirmanNya, ertinya, “Dan mereka tidak mengerjakan solat, melainkan dengan malas dan tidak (pula) menafkahkan (harta) mereka, melainkan dengan rasa enggan.” (Surah At-Taubah : 54)
2. Tidak Tersentuh oleh ayat Al-Quran
Ketika disampaikan ayat-ayat yang berkenaan dengan janji dan ancaman Allah, mereka tidak terpengaruh sama sekali, tidak mahu khusyuk atau tunduk, dan juga lalai dari membaca al-Quran serta mendengarkannya, bahkan enggan dan berpaling darinya. Sedangkan Allah Ta'ala telah memperingatkan, ertinya, “Maka beri peringatanlah dengan al-Quran orang yang takut kepada ancamanKu.” (Surah Al-Qaaf : 45)
3. Tidak Tersentuh dengan Ayat Kauniyah
Tidak tergerak dengan adanya peristiwa-peristiwa yang dapat memberikan pelajaran, seperti kematian, sakit, bencana dan sebagainya. Dia memandang kematian atau orang yang sedang diusung ke kubur sebagai sesuatu yang tidak ada apa-apa, padahal cukuplah kematian itu sebagai nasihat. “Dan tidakkah mereka (orang-orang munafik) memperhatikan bahwa mereka diuji sekali atau dua kali setiap tahun, kemudian mereka tidak (juga) bertaubat dan tidak (pula) mengambil pelajaran?” (Surah At-Taubah :126)
4. Berlebihan Mencintai Dunia dan Melupakan Akhirat
Segala keinginannya tertumpu untuk urusan dunia semata. Segala sesuatu ditimbang dari sisi dunia dan material. Cinta, benci dan hubungan dengan sesama manusia hanya untuk urusan dunia saja. Akhirnya, dia menjadi seorang yang dengki, egois dan individualistik, bakhil dan tamak terhadap dunia.
5. Kurang Mengagungkan Allah
Hilang rasa cemburu dalam hati, kekuatan iman melemah, tidak marah ketika larangan Allah dilakukan, serta tidak mengingkari kemungkaran. Tidak mengenal yang ma'ruf dan tidak peduli terhadap segala kemaksiatan dan dosa.
6. Kegersangan Hati
Kesempitan dada, gundah-gulana, tidak pernah merasakan ketenangan dan kedamaian sama sekali. Hatinya gersang terus-menerus dan selalu gundah terhadap segala sesuatu.
7. Kemaksiatan Berantai
Antara fenomena kerasnya hati adalah lahirnya kemaksiatan baru akibat dari kemaksiatan yang telah dilakukan sebelumnya, sehingga menjadi sebuah lingkaran syaitan yang sangat sukar bagi seseorang itu untuk melepaskan diri.
© 2008 .: MUJAHADAH MUSLIMAH :.
Design by Templates4all
Converted to Blogger Template by BloggerTricks.com
0 Comments:
Post a Comment